Kamis, 16 Mei 2013

PERSEBARAN HEWAN DAN TUMBUHAN

A.    Persebaran Tumbuhan dan Hewan di Permukaan Bumi
1.      Persebaran Tumbuhan di Permukaan Bumi 
           Jenis flora berdasarkan iklim dan ketinggian tempat di muka bumi ada empat macam yaitu sebagai berikut. 
      a.      Hutan hujan tropik
1)      Hutan hujan tanah rawa, terdiri atas berikut ini.
a)      Hutan rawa air tawar, terletak pada ketinggian kurang dari 100 m di atas permukaan air laut, suhunya 260 C.
b)      Hutan rawa gambut, terletak pada ketinggian 100 m di atas permukaan air laut, suhunya 260 C.
c)      Hutan mangrove/bakau, terletak pada ketinggian 5 m di atas permukaan air laut, suhunya 260 C.
2)      Hutan hujan tanah kering
a)      Hutan pantai, ketinggian 5 m, suhunya 260 C.
b)      Hutan penuh, ketinggian 700 – 1.000 m, suhunya 230 C - 190 C.
c)      Hutan dipterocarpaceae, ketinggian 1.000 m, suhunya 260 C - 210 C.
d)     Hutan nondipterocarpaceae, ketinggian 1.000 m, suhunya 260 C - 210 C.
e)      Hutan belukar, ketinggian 1.000 m, suhunya 260 C - 210 C.
b.      Hutan musim
1)      Hutan musim gugur daun, ketinggian 800 m di atas permukaan air laut, suhunya 200 C.
2)      Hutan musim selalu hujan, ketinggian 1.200 m, suhunya 220 C.
c.       Hutan savanna/sabana
1)      Hutan sabana pohon dan palma, ketinggian kurang dari 900 m suhunya               200 C.
2)      Hutan sabana causarina, ketinggian 1.600 m – 2.400 m, suhunya 190 C.
d.      Stepa/padang rumput
a)      Stepa iklim kering, ketinggian kurang dari 900 m, suhunya 220 C.
b)      Stepa iklim basah, terdiri atas berikut ini.
1)      Rawa rumput, ketinggian kurang dari 1.000 m, suhunya 260 C.
2)      Stepa tanah rendah, ketinggian kurang dari 1.000 m, suhunya 260 C.
3)      Stepa pegunungan, ketinggian 1.500 m - 2.400 m, suhunya 180 C.
4)      Stepa berawa gunung, ketinggian 1.500 m – 2.400 m, suhunya 100 C.
5)      Stepa Alpin, ketinggian 4.000 m – 4.500 m, suhunya kurang dari 100 C.
6)  Komunitas rumput dan tundra/lumut, ketinggian lebih dari 4.500 m, suhunya 100 C.

2.      Persebaran Hewan di Permukaan Bumi
Wilayah-wilayah zoogeografis utama dibuat oleh Wallace pada tahun 1876 seperti berikut.
a.      Wilayah paleatik
1)      Mencakup Eropa dan Asia bagian utara.
2)      Memiliki 28 famili kondata dan yang 9 tersebar di mana-mana.
3)   Faunanya adalah beberapa reptile, domba, kambing, bison, ikan salmon, dan ikan forel.
b.      Wilayah neartik
1)      Meliputi Amerika Utara dan Grenland
2)   Banyak kesamaan dengan paleatik, keduanya pernah bergabung pada zaman tersier dan plestosen. Misalnya, fauna jenis bison, ikan salmon, dan ikan forel.
3)   Faunanya memiliki beberapa bentuk yang khas, musang berkantung, tikus berkantung, reptile, kalkun liar, jenis beruang, bebek, dan angsa.
c.       Wilayah oriental
1)      Meliputi wilayah Australia dan Asia Tenggara.
2)   Mempunyai ciri bentuk-bentuk tropik yang ada di daerah Semenanjung dan pulau-pulau.
Kedudukan tropik memberinya pertalian dengan wilayah Ethiopia dan Himalaya, membentuk batas tajam yang melindungi banyak daerah di utaranya.
3)      Fauna meliputi satu spesies gajah, badak, beberapa spesies rusa, dan antelope, burung kus-kus, burung enggang, harimau, aneka ragam kadal, serta ular. Tiga spesies tikus, kesturi, gibbon, orang utan, tapir, dan kera.
d.      Wilayah Ethiopia
1) Meliputi sebagai besar wilayah tropik, Afrika bagian selatan Sahara, dan Arabia Selatan.
2)  Memiliki fauna yang beraneka di antara semua kerajaan, walaupun tidak memiliki tikus mondok, berang-berang, beruang dan rusa.
3)  Banyak kesamaan dengan wilayah oriental, misalnya antelope, tapir, badak, kera, dan burung enggang.
4)      Kuda nilardvarik, burung unta, dan kelompok penguggis serta pemakan serangga.
e.       Wilayah Australis
1)      Memiliki fauna di Australia.
2)      Memiliki beberapa mamalia berplasenta dan khas.
3)   Selandia Baru memiliki sedikit fauna, yaitu kelelawar dan burung berjalan, reptile-reptil seperti tokek dan sphenodon.
4)  Fauna lainnya adalah binatang berkantung, kiwi, kasuari, dan emu (sejenis burung unta).
f.        Wilayah neotropik
1)      Meliputi Amerika Selatan adalah wilayah tropik dan memiliki famili hewan mamalia eksklusif dan jumlah besar.
2)      Setengah dari 32 famili hewan berkantung.
3)      Fauna lainnya yaitu kera, burung dan pengunggis yang khas, armadillo dan sloth (sejenis kukang), beruang berbintik, rusa dan tapir.
g.      Wilayah Antartika
1)      Sebagai wilayah kelanjutan.
2)      Memiliki fauna yang termiskin.
h.      Wilayah Oceanian
Penyebaran di samudra membentuk perbedaan nyata dengan yang ada di daratan.

3.      Penyebaran Komunitas Flora di Dunia
Penyebaran organisme tumbuhan di dunia dapat dibagi menjadi enam macam yang utama. Keenam daerah ini dibedakan berdasarkan perubahan naik garis lintang (penurunan temperatur) dalam pembagian mintakat temperatur. Enam macam komunitas tumbuhan tersebut adalah sebagai berikut.
a.      Padang rumput (stepa)
Daerah padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika. Curah hujan di daerah padang rumput antara 200 mm – 500 mm/tahun. Pada daerah tertentu curah hujan bisa mencapai 1.000 mm/tahun, akan tetapi turunnya hujan tidak teratur. Hujan yang tidak teratur mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air. Tumbuhan yang bisa menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan seperti ini adalah rumput. Daerah padang rumput yang relatif basah adalah di Amerika Serikat, rumputnya bisa mencapai tiga meter, misalnya rumput bluesem, dan Indian grasses. Daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput yang pendek, contohnya rumput buffalo grasses dan rumput grama.
Padang rumput terdiri dari beberapa macam
1)        Tundra, terdapat di daerah bersuhu dingin dan curah hujan rendah. Kondisi ini mengakibatkan jenis tumbuhan yang ada adalah rumput-rumput kerdil.
2)        Praire, terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang dengan musim panas. Rumput di praire tinggi disbanding rumput tundra.
3)        Steppa, terdapat di daerah dengan curah hujan tinggi. Daerah stepa umumnya terdiri dari rumput-rumput pendek dan diselingi oleh semak belukar.
Tumbuhan yang bisa tahan hidup di daerah savanna adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembapan rendah. Biasanya berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan pohon-pohon tinggi. Savanna terdiri atas berikut ini.
1)        Belukar tropik, tumbuh berjenis-jenis semak, pada musim hujan tumbuh dengan mudah.
2)        Hutan savanna, tumbuh dengan system menjalar dan memenuhi tanah, pohon tinggi jarang.
3)        Savanna, padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon tinggi.
4)        Semi arid, daerah yang jarang hujan sehingga ditumbuhi oleh semak-semak yang tahan panas.
b.      Gurun/padang pasir
Daerah padang pasir banyak terdapat di daerah tropika dan perbatasan dengan padang rumput. Daerah padang pasir biasanya sangat gersang. Curah hujan sangat rendah, yaitu sekitar 250 mm/tahun atau kurang. Hujan lebat jarang terjadi dan tidak teratur. Pancaran matahari sangat terik dan pegunungan tinggi, sehingga terjadi perbedaan suhu yang sangat menyolok antara siang dan malam hari. Suhu pada siang hari sangat tinggi dan pada malam hari sangat rendah sekali. Tumbuhan yang bisa hidup di daerah gurun adalah tumbuhan menahun, yang bisa menyesuaikan terhadap kekurangan air dan penguapan yang cepat, maka biasanya berdaun kecil seperti duri atau tidak berdaun dan berakar panjang, sehingga dapat mengambil air dari tempat yang dalam dan dapat menyimpan air dalam jaringan spon.
Apabila hujan turun, tumbuhan di gurun segera tumbuh, berbunga, dan berbuah dengan cepat. Contoh tumbuhan yang hidup di gurun adalah kaktus dan kurma.
c.       Tundra (padang lumut)
Daerah padang lumut hanya terdapat di kutub utara. Daerah ini memiliki musim dingin yang panjang serta gelap dan musim panas yang panjang serta terang terus-menerus. Daerah tundra di kutub bisa mengalami gelap berbulan-bulan, karena matahari hanya mencapai 23½0 LU/LS. Di daerah ini tidak ada tumbuhan tinggi, pohonnya pendek seperti semak. Tumbuhan yang banyak hidup di daerah tundra adalah lumut, terutama sphagnum dan lichens (lumut kerak). Tumbuhan semusim di daerah tundra biasanya berbunga dengan warna yang menyolok, dengan masa pertumbuhan yang sangat pendek, sehingga pada musim pertumbuhan pemandangannya sangat indah.
d.      Hutan basah
Daerah hutan basah tropika terdapat berates-ratus spesies tumbuhan. Sepanjang tahun hutan basah tropika cukup mendapat air dan keadaan alamnya memungkinkan terjadinya pertumbuhan yang lama. Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 meter dengan cabang-cabangnya berdaun lebat, sehingga membentuk suatu tudung yang mengakibatkan hutan menjadi gelap. Dasar hutan selalu gelap, air hujan sulit mencapai dasar hutan secara langsung, tetapi kelembapan tinggi dan suhu sepanjang hari hampir tetap. Pada hutan basah tropika selain pepohonan yang tinggi terdapat tumbuhan khas, yaitu liana dan epifit. Contoh liana: rotan, dan epifit adalah anggrek.
e.       Hutan gugur
Hutan gugur terdapat banyak di daerah yang beriklim sedang, hutan gugur ini disebabkan oleh hal berikut ini.
1)      Curah hujan merata sepanjang tahun, yaitu antara 750 mm – 1.000 mm/tahun, serta adanya musim dingin dan musim panas. Dengan adanya musim dingin dan panas, tumbuhan di daerah ini mengadakan penyesuaian, yaitu dengan menggugurkan daunnya menjelang musim dingin.
2)      Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak musim gugur sampai musim semi, tumbuhan yang menahun pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim, mati pada musim dingin. Yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat berkecambah menjelang musim panas.
Pada hutan gugur pohon-pohonnya tidak terlalu rapat dan jumlah spesiesnya sedikit, yaitu antara 10 – 20 spesies.
f.        Taiga (hutan pinus)
Taiga adalah hutan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Jenis tumbuhan misalnya conifer, terutama pohon spruce (picea), alder (alnus), birch (betula), dan juniper (juniperus). Daerah taiga merupakan bioma yang hanya terdiri dari satu spesies pohon. Taiga banyak terdapat di belahan bumi bagian utara.

4.      Penyebaran Komunitas Fauna di Dunia
Keadaan fauna di tiap-tiap daerah sangat tergantung pada kemungkinan-kemungkinan yang dapat diberikan daerah itu untuk member makanan. Secara langsung atau tidak iklim sangat berpengaruh pada penyebaran fauna. Akibat pengaruh iklim, maka terdapat fauna pegunungan, fauna dataran rendah, fauna padang rumput, fauna hutan tropis, dan sebagainya.
a.      Fauna di daerah padang rumput
Di daerah padang rumput terdapat banyak spesies hewan. Hewan pemakan rumput yang besar-besar, misalnya zebra (Afrika), kanguru (Australia), dan bison (Amerika) merupakan konsumen primer di padang rumput. Predator yang terdapat di padang rumput seperti singa dan anjing liar memangsa herbivor besar, sedangkan ular makan herbivor kecil. Selain vertebrata dan herbivor, di padang rumput banyak terdapat insekta, misalnya belalang.
b.      Fauna di daerah gurun
Hewan di daerah gurun beradaptasi terhadap lingkungan gersang. Mamalia yang besar jarang dapat hidup di daerah gurun, karena hewan besar sukar menyesuaikan diri terhadap suhu tinggi dan ketiadaan air. Ular, kadal, dan rodentia banyak terdapat di daerah gurun. Sedangkan hewan kecil-kecil di gurun hidup dalam lubang dan keluar mencari mangsa pada pagi hari atau malam hari.
c.       Fauna di daerah tundra
Beberapa hewan yang hidup di daerah tundra ada yang hidup menetap dan ada pula yang hanya datang di daerah ini pada musim panas saja untuk bertelur. Hewan yang hidup menetap, baik bangsa burung atau mamalia, mempunyai bulu yang tebal, yang melindungi terhadap suhu yang rendah. Untuk melindungi terhadap suhu yang rendah, hewan-hewan mengalami perubahan warna menjadi putih dalam musim dingin. Warna putih tersebut merupakan warna pelindung di atas salju dan mengurangi kehilangan panas oleh radiasi matahari. Herbivora yang hidup di daerah tundra antara lain muskox dan reindeer mendapat cukup makanan yaitu lumut dan lichens. Sedangkan hewan mamalia yang hidup di daerah tundra adalah beruang kutub, kelinci kutub, dan lemming.
d.      Fauna di hutan basah
Apabila kita masuk ke dalam hutan basah tropika, kita tidak banyak menjumpai binatang, seakan-akan hutan tersebut tidak dihuni. Hal ini disebabkan karena gelapnya dasar hutan dan hewan pada waktu siang banyak yang hidup di tudung sehingga tidak terlihat. Selain itu banyak hewan yang hidup di malam hari. Hewan hutan basah tropik, diantaranya adalah babi hutan, kera, burung, kucing hutan, bajing, dan lain sebagainya. Contoh karnivora yang hidup di hutan basah adalah macan tutul di Asia-Afrika, sedangkan di Amerika jaguar.
e.       Fauna di daerah hutan gugur
Beberapa hewan yang hidup di daerah hutan gugur adalah beruang, rusa, raccoon, bajing, rubah, dan burung pelatuk.
f.        Fauna di daerah taiga
Di daerah taiga kebanyakan hewan yang hidup sebangsa burung yang berimigrasi ke sebelah selatan pada waktu musim gugur, hewan yang khas yang ada di taiga adalah moose. Hewan lainnya beruang hutan, ajag, dan marten.
B.     Persebaran Hewan dan Tumbuhan di Indonesia
Menurut Van Steenis, seorang ahli biologis dari Belanda, di Indonesia terdapat ± 4.000 jenis pohon-pohonan, 1.500 jenis pakis-pakisan, dan 5.000 jenis anggrek. Ia membagi pula tumbuhan-tumbuhan ini dalam tumbuh-tumbuhan berbunga sebanyak ± 25.000 macam dan tumbuhan yang tidak berbunga ± 1.750 macam. Jika disimpulkan tanah air Indonesia kaya akan flora.
Keadaan flora dan fauna di Indonesia dari tahun ke tahun semakin menyusut, hal ini disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, manusia cenderung memanfaatkan flora dan fauna tanpa kendali demi pemuasan kebutuhan hidupnya.
1.      Persebaran Flora di Indonesia
Adanya bermcam-macam tumbuhan di suatu tempat dipengaruhi oleh iklim, tumbuhan di daerah iklim tropik berbeda dengan tumbuhan di daerah iklim dingin, tanah, tumbuhan di tanah kapur berbeda dengan tumbuhan di tanah merah, dan air, tumbuhan di daerah yang banyak air berbeda dengan tumbuhan di daerah yang kurang air.
Karena Indonesia beriklim tropik dan banyak mendapat hujan, maka Indonesia mempunyai hutan-hutan lebat, yang disebut hujan tropis. Ada beberapa jenis hutan, sebagai berikut.
a.      Hutan musim
Hutan yang terdapat di daerah yang dipengaruhi iklim musim. Selama musim kemarau daun pohon di hutan musim banyak yang gugur sehingga meranggas. Sebaliknya, setelah musim penghujan daunnya lebat kembali. Oleh karena itu musim sering juga disebut hutan homogen, karena terdiri dari satu jenis tanaman saja, misalnya hutan jati.
b.      Hutan hujan tropis
Hutan ini terdapat di daerah yang banyak mendapat hujan. Hutan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1)      Pohonnya berdaun rindang dan lebat.
2)      Sinar matahari tidak dapat menembus langsung ke bawah.
3)      Tanah dan udara dibawah sangat lembap.
4)      Karena uap air sukar keluar.
5)      Pohon di dalam hutan sering dibelit oleh tumbuhan sulur seperti rotan.
6)      Rata-rata ketinggian pohon adalah 60 m.
7)      Banyak tumbuh pohon epifit (pakis dan anggrek).
c.       Hutan bakau
Hutan ini terdapat di daratan rendah dan di sungai yang banyak lumpurnya. Pohon bakau mempunyai akar menjulang di atas permukaan air waktu laut air surut dan terendam waktu air laut pasang. Akar pohon ini bisa menahan erosi dari kikisan ombak air laut, karena akar bakau sangat kuat dalam menyerap air.
d.      Hutan sabana (stepa)
Hutan padang rumput banyak terdapat di daerah yang kurang hujan. Untuk Indonesia daerah yang banyak ditumbuhi sabana (padang rumput yang diselingi semak belukar) adalah daerah Nusa Tenggara, daerah ini sangat cocok untuk peternakan sapi dan kuda.

            Secara rinci flora di Indonesia dibedakan menjadi tiga
a.      Flora Indonesia bagian barat
Wilayah Indonesia Barat termasuk iklim Af dan Flora Indonesia barat sejenis dengan flora di Asia. Di wilayah ini terdapat hutan hujan tropis. Jenis flora yang ada di kawasan Indonesia bagian barat antara lain karet, kapur barus (kamper), kemenyan, meranti, mahagoni (mahoni), dan sebagainya. Dengan pohon yang tinggi-tinggi daunnya kecil dan rindang.
b.      Flora Indonesia timur
Wilayah Indonesia Bagian timur termasuk iklim Aw. Jenis flora di Indonesia timur sama dengan flora yang di Benua Australia, karena sebelum zaman glacial Indonesia timur satu daratan dengan Australia. Jenis floranya antara lain pohon rasamala, eucalyptus, dan sabana dengan ciri-ciri padang rumput, terdapat semak-belukar, dan pohon-pohon rendah.
c.       Flora Indonesia tengah
Wilayah Indonesia bagian tengah termasuk iklim Am. Flora di Indonesia tengah merupakan daerah peralihan antara Indonesia barat dengan Indonesia timur. Jenis flora yang di Indonesia tengah yang sangat menonjol adalah hutam musim (hutan jati) dengan ciri sebagai berikut.
1)      Pohon lebih rendah dari hutan hujan tropis.
2)      Pada musim kemarau daunnya gugur.
3)      Pada musim penghujan mulai bertunas.
Jenis flora yang sangat menonjol adalah kayu cendana di Nusa Tenggara Timur, kayu eboni atau kayu besi yang terdapat di Sulawesi. Selain itu di Nusa Tenggara juga terdapat wilayah sabana, yaitu padang rumput yang diselingin semak belukar.
Manfaat hutan
a.       Menyimpan serta mengatur persediaan air, sebab akar-akar pohon dapat menghambat dan menahan jalannya air yang masuk dalam tanah.
b.      Mencegah erosi dan tanah longsor, karena akar-akar pohon memiliki daya ikat terhadap butiran-butiran tanah.
c.       Menghasilkan bahan mentah untuk industri dan bahan bangunan.
d.      Mengurangi polusi udara, karena udara di sekitar hutan segar dan bersih.
e.       Menyuburkan tanah, karena daun-daun yang berguguran dapat membentuk humus tanah.
f.       Menjaga keseimbangan air tanah, karena curah hujan yang jatuh di daerah hutan akan lebih banyak menjadi pengisi air tanah.
Persebaran flora di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel Persebaran Flora di Indonesia

No
Jenis Flora Terbanyak
Daerah
1.
Beringin raksasa, bunga bangkai, bakau, berbagai jenis anggrek, kayu meranti, dan pinus.
Pulau Sumatra
2.
Akasia, pinus, jati, rasamala, cemara, dan kayu kina.
Pulau Jawa
3.
Akasia, cendana, kayu putih, dan kemiri.
Kepulauan Nusa Tenggara
4.
Kayu, kamper, rotan, bamboo, dan kayu samin.
Pulau Kalimantan
5.
Anggrek putih, pinus, rotan, kayu jati, dan agalis
Pulau Sulawesi
6.
Kayu putih, sagu, dan anggrek
Pulau Maluku
7.
Tumbuhan bakau, sagu, dan anggrek
Pulau Irian
8.
Pala, kayu cendana, dan cemara geseng
Pulau Bali

Penggolongan hutan
Hutan dapat digolongkan atau dibedakan atas beberapa bagian seperti berikut ini.
a.      Berdasarkan jenis tumbuhan
1)      Hutan homogen, adalah hutan yang terdiri dari satu jenis tumbuhan utama saja. Misalnya hutan pinus, hutan jati, hutan cemara, dan lain sebagainya.
2)      Hutan heterogen, adalah hutan yang terdiri dari berbagai jenis tumbuhan, biasanya merupakan hutan rimba.
b.      Berdasarkan ketinggian tempat
1)      Hutan payau, yaitu hutan yang terdapat di sepanjang pantai.
2)      Hutan rawa, yaitu hutan yang terdapat di daerah rawa, misalnya hutan di pulau Kalimantan.
3)      Hutan dataran rendah, yaitu hutan yang terdapat di dataran rendah.
4)      Hutan pegunungan, yaitu hutan yang terdapat di daerah pegunungan.
c.       Berdasarkan keadaan alam
1)      Hutan hujan tropis, yaitu hutan yang berdaun lebat, pohonnya besar dan tinggi.
2)      Hutan musim, yaitu hutan yang daunnya meranggas pada musim panas dan bersemi pada musim dingin.
3)      Hutan daerah sedang, yaitu hutan yang terdapat di wilayah 250 – 400 Lintang Utara dan Lintang Selatan.
d.      Berdasarkan tujuan dan kegunaan
1)      Hutan produksi, yaitu hutan yang dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan baku produksi, seperti kayu bangunan, kertas perabot rumah tangga, dan lain-lain.
2)      Hutan lindung, yaitu hutan yang dimaksudkan untuk keperluan perlindungan alam dan kelestarian lingkungan, misalnya mencegah erosi dan banjir.
3)      Hutan rekreasi, yaitu hutan yang sengaja diperuntukkan bagi kepentingan rekreasi supaya daerah rekrreasi selalu sejuk dengan pemandangan alam yang indah.
4)      Hutan suaka alam, yaitu hutan yang berfungsi melindungi tumbuhan yang sudah langka dan dikhawatirkan punah.

2.      Persebaran Fauna di Indonesia
Dunia hewan di Indonesia juga cukup banyak, sebab kehidupan hewan sangat dipengaruhi oleh keadaan tumbuh-tumbuhan dan iklim. Keadaan hewan di Indonesia sama dengan keadaan tumbuhan, dimana terjadi akibat terjadinya dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul dengan laut tengah Austral-Asia, maka persebaran fauna di Indonesia juga dibagi menjadi tiga daerah fauna.
a.      Fauna Indonesia barat
Di Indonesia Barat, terdapat hewan-hewan yang mirip hewan di daerah Asia, antara lain sebagai berikut.
1)      Harimau, terdapat di Jawa, Madura, dan Bali.
2)      Beruang, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
3)      Gajah, terdapat di hutan-hutan Sumatra, mirip gajah di India.
4)      Badak, terdapat di Sumatra dan Jawa.
5)      Banteng, terdapat di Jawa dan Kalimantan.
6)      Mawas (orang hutan), terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
7)      Siamang (kera berwarna hitam dan tak berekor), terdapat di Sumatra.
8)      Tapir, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
9)      Kera Gibbon, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
Di daerah Indonesia barat juga banyak ditemui beberapa kijang (di Sumatra, Jawa, Bali, dan Lombok), kancil pelanduk (di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Kepulauan Karimata), trenggiling (di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan), singapuar mukang (di Sumatra dan Kalimantan), buaya (di Sumatra dan Kalimantan), ikan lumba-lumba/pesut terdapat di sungai Mahakam Kalimantan Timur.
b.      Fauna Indonesia timur
Hewan-hewan di Indonesia timur mirip hewan Australia, antara lain sebagai berikut.
1)      Kanguru pohon (binatang berkantong), terdapat di Papua.
2)      Tikus berkantong dan musang berkantong, terdapat di Maluku sebelah timur dan Papua.
3)      Burung kasuari, terdapat di Papua, kepulauan Aru, dan pulau Seram.
4)      Burung cendrawasih, terdapat di Papua dan kepulauan Aru.
5)      Burung kakatua berjambul merah dan berjambul putih terdapat di Maluku.
c.       Fauna Indonesia bagian tengah
Hewan-hewan yang terdapat di Indonesia tengah adalah campuran dari fauna Indonesia barat dan timur. Indonesia bagian tengah terdapat hewan-hewan khas Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1)      Biawak, komodo, terdapat di pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Binatang ini merupakan sisa hewan purba.
2)      Anoa di Sulawesi.
3)      Babi rusa dengan taring panjang dan melengkung, terdapat di Sulawesi dan Maluku bagian barat.
4)      Burung maleo, sangat langka, terdapat di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe.
Daerah flora dan fauna Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian tengah dibatasi oleh garis Wallace. Sedangkan antara flora fauna Indonesia bagian timur dengan Indonesia bagian tengah dibatasi oleh garis Weber. Kedua nama garis ini diambilkan dari nama sarjana ahli biologi yang telah berjasa di bidang kehewanan, yaitu sebagai berikut.
1)        Alfred Russel Wallace, seorang ahli ilmu hewan bangsa Inggris, jasanya:
a)      mengadakan penelitian tentang fauna di hutan Amazone.
b)      mengadakan penelitian di Indonesia tentang fauna pada tahun 1854-1862.
2)        Max Willem Carl Weber, seorang sarjana bangsa Jerman dalam bidang ilmu hewan (zoology), jasanya:
a)      memimpin ekspedisi laut Sibolga tahun 1899-1900.
b)      pada tahun 1888 mengadakan penelitian fauna di Indonesia Timur.
3.      Hubungan Sebaran Tumbuhan dan Hewan dengan Kondisi Fisik Lingkungan Indonesia
Sebelum zaman glacial, yaitu sebelum terjadinya benua, Indonesia merupakan Negara yang masih satu daratan dengan benua Asia dan benua Australia. Yaitu untuk Indonesia barat, Sumatra, dan Jawa dulunya satu daratan dengan benua Asia. Sedangkan Papua satu daratan dengan benua Australia. Setelah bumi terjadi dan es yang ada di kutub utara dan selatan mencair, maka daratan yang rendah tergenang air, sedang daratan tinggi tidak tergenang air dan terjadilah pulau-pulau.
Dataran rendah yang tergenang air, terjadilah laut Cina Selatan, laut Jawa, dan laut Arafura dan dataran tinggi terjadilah pulau Sumatra, pulau Jawa, dan pulau Papua. Dengan demikian pulau Jawa dan Sumatra dulunya merupakan satu daratan dengan benua Asia, sedangkan pulau Papua satu daratan dengan benua Australia.
Dikarenakan pulau Jawa dan Sumatra satu daratan dengan benua Asia, maka jalur pegunungan, jenis tanah, jenis flora dan fauna sama dengan yang ada di Asia. Sedangkan jenis tanah/pegunungan, flora dan fauna yang di Papua sama dengan jenis tanah/pegunungan, flora dan fauna yang ada di Australia.
Dilihat dari jalur pegunungan yang masuk ke Indonesia, Indonesia terbagi menjadi dua dangkalan, yaitu dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul. Dangkalan Sunda adalah wilayah Indonesia barat yang dulunya satu daratan dengan Asia, dan dangkalan Sahul yaitu Indonesia timur yang dulunya satu daratan dengan Australia.
Dengan demikian, maka jenis flora dan fauna yang ada di Indonesia juga dibedakan menjadi tiga, berdasarkan kondisi fisik Indonesia, yaitu jenis flora fauna Indonesia barat, flora fauna Indonesia timur, flora fauna Indonesia peralihan.
Dari uraian di atas kalau kita simpulkan maka flora fauna Indonesia barat keberadaannya sama dengan flora fauna yang ada di benua Asia, sedangkan flora fauna di Indonesia timur keberadaannya sama dengan flora fauna yang ada di Australia.

4.      Dampak Kerusakan Hewan dan Tumbuhan terhadap Kehidupan
a.      Keadaan flora fauna di Indonesia
Keadaan flora fauna di Indonesia dari tahun ke tahun semakin menyusut, hal ini disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang begitu cepat. Manusia cenderung memanfaatkan flora fauna tanpa kendali demi pemuasan kebutuhan hidupnya. Contoh orang menebang pohon di hutan tanpa perhitungan tanpa perhitungan untuk dijadikan perumahan atau lading, akibatnya hutan menjadi gundul, gersang, dan kesuburan tanah menjadi rusak. Demikian juga fauna, dewasa ini banyak hewan-hewan yang populasinya menurun, karena diburu manusia untuk kebutuhan hidupnya, akibat hewan-hewan di Indonesia semakin habis, punah keberadaanya, bahkan keberadaan sebagian dari hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan sekarang ini dikatakan telah langka.
Faktor yang menyebabkan kerusakan flora dan fauna antara lain karena pengaruh evolusi, seleksi alam, tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, perusakan oleh manusia, dan bencana alam.
1)      Pengaruh evolusi
Evolusi adalah perubahan makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang sangat lama, dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih sempurna. Makhluk hidup selalu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dalam waktu yang sangat lama, perubahan tersebut menyebabkan adanya penyimpangan dari struktur aslinya, sehingga akan muncul spesies baru. Tumbuhan dan hewan yang ada sekarang ini, bukanlah merupakan yang pertama di bumi, tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau yang telah mengalami perubahan.
2)      Seleksi alam
Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup sehingga hanya makhluk hidup tertentu yang dapat bertahan hidup atau mampu menyesuaikan diri untuk tetap hidup dan tinggal di lingkungan hidup tersebut. Sebaliknya makhluk hidup yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan punah atau pindah ke lingkungan hidup lain. Ada dua faktor yang menentukan seleksi yaitu sebagai berikut.
a)      Faktor alam
Faktor alam tertentu membatasi kemampuan hidup suatu organisasi, misalnya di daerah gurun atau padang pasir hanya terdapat jenis tumbuhan tertentu yang tahan terhadap iklim panas dan jumlah air yang sangat sedikit. Begitu pula hewan-hewan tertentu tidak dapat hidup pada keadaan alam tertentu.
b)      Faktor lingkungan
Sesame makhluk hidup sering bersaing dalam memperebutkan makanan dan ruang hidup. Akibat persaingan tersebut yang kalah akan punah sedang yang menang akan tetap bertahan hidup.
3)      Adaptasi lingkungan
Adaptasi adalah usaha makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan keadaan atau kondisi lingkungan hidupnya. Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang berbeda akan menghasilkan makhluk baru yang berbeda pula.
4)      Perusakan oleh manusia
Karena keterbatasan ekonomi dan tuntutan kehidupan, manusia banyak memburu binatang dan menebang tumbuhan. Tindakan manusia yang membabi buta tanpa mengedepankan pembangunan berkelanjutan akan menyebabkan banyak hewan-hewan mati dan bahkan punah. Sementara penebangan pohon di hutan tanpa perhitungan, mengakibatkan hutan menjadi gundul dan mata air kering.
5)      Bencana alam
Berbagai macam bencana alam yang terjadi di permukaan bumi mempercepat rusaknya lingkungan dan kehidupan flora fauna. Bencana alam tersebut antara lain gempa bumi, tanah longsor, letusan gunung api, banjir, angin topan, dan sebagainya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepunahan jenis ataupun varietas flora dan fauna
1)      Berkurangnya luas lahan.
2)      Kerusakan lahan, misalnya kerusakan hutan, sehingga hewan yang hidup di dalam hutan akan punah.
3)      Eksploitasi atau penggunaan yang berlebihan.
4)      Penggunaan teknologi yang tidak sesuai dengan keadaan lingkungan.
5)      Perburuan jenis ikan paus yang berlebihan.
6)      Di Indonesia terjadi perburuan rusa.
7)      Pengambilan rotan dan kayu ramin yang berlebihan.
8)      Penggunaan herbisida dan insektisida yang berlebihan.
9)      Pencemaran oleh industry dapat menyebabkan kepunahan jenis tertentu.
b.      Usaha-usaha pelestarian flora dan fauna
1)      Pelestarian flora
Pelestarian tumbuhan dititikberatkan pada pelestarian hutan, karena hutan lebih berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup di bumi, antara lain hutan menghasilkan sumber air, menghasilkan gas oksigen yang penting untuk pernapasan makhluk hidup dan hutan merupakan sumber penghasilan manusia dan sebagainya.
Pelestarian flora di Indonesia
a)      Dibentuk polisi khusus kehutanan untuk menjaga kelestarian hutan, agar hutan tidak dicuri kayunya.
b)      Penerangan lewat media cetak dan media elektronik tentang pentingnya hutan.
c)      Merumahkan orang-orang perambah hutan agar tidak merusak hutan.
d)     Peningkatan sistem tebang pilih dengan Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI).
Pelestarian hutan tingkat dunia
a)      Dalam rangka studi hutan, Sulawesi dan Kalimantan ditetapkan sebagai Pusat Penelitian Kehutanan Internasional. (Centre for International Foresty Ressarch = CIFOR).
b)      KTT – Bumi di Rio de Janeirio, tanggal 3 Juni 1992. Disebut United Nations Conference of Environment Development, membahas pentingnya lingkungan hidup, khususnya hutan dan pengaruhnya terhadap lapisan ozon.
2)      Pelestarian fauna
Untuk pelestarian fauna dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI No. 301/1991 dan diadakan cagar alam di berbagai tempat di Indonesia. Cagar alam adalah kawasan untuk melindungi lingkungan alam, agar terjaga keasliannya. Suaka margasatwa adalah kawasan untuk melindungi satwa yang sudah dianggap langka atau hampir punah. Hewan-hewan yang dilindungi antara lain sebagai berikut.
a)      Berdasarkan Ordinasi dan Peraturan Perlindungan Binatang Liar no. 134 dan 266 Tahun 1931, satwa yang dilindungi adalah:
(1)   orang hutan
(2)   trenggiling
(3)   burung cendrawasih
(4)   biawak komodo
(5)   gajah
(6)   banteng
(7)   babi rusa
(8)   kancil
b)      Berdasarkan SK Menteri Pertanian no. 421/KPTA/um/8/1972, satwa yang dilindungi adalah:
(1)   harimau
(2)   macan tutul
(3)   monyet hutan
(4)   kakatua
(5)   beo
(6)   kasuari
(7)   kuau
(8)   burung alap-alap
c)      Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 427/KPTA/um/7/1972, satwa yang dilindungi adalah:
(1)   harimau Sumatra
(2)   bajing Sumatra
(3)   itik liar
(4)   ikan duyung
(5)   burung kipas baru
(6)   kelinci Sumatra
(7)   mandar Sulawesi
d)     Berjenis-jenis burung, yaitu dara laut, bebek laut, bangau hitam, kantul, bangau putih, platuk besi, alap-alap putih, dara mahkota, ibis hitam dan putih, jalak Bali, rangkok, angsa laut, bluwok, kasuari, dan burung cendrawasih. Binatang menyusui yaitu mawas, singapuar, siamang, badak, tapir, kambing hutan, dan trenggiling.
c.       Persebaran lokasi cagar alam dan suaka margasatwa di Indonesia
Suaka margasatwa yang ada di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1)      Suaka margasatwa gunung Leuser di Aceh, merupakan suaka margasatwa terbesar di Indonesia. Hewan-hewan yang mendapat perlindungan di tempat ini antara lain gajah, badak Sumatra, orang hutan, tapir, harimau, kambing hutan, rusa dan berjenis-jenis burung.
2)      Suaka margasatwa Sumatra Selatan I di Sumatra Selatan, adalah tempat untuk melindungi tapir, badak, kerbau liar, harimau Sumatra, gajah, dan rusa.
3)      Suaka margasatwa Baluran di Jawa Timur, adalah tempat untuk melindungi badak, banteng, kerbau liar, anjing hutan, berjenis-jenis kera, lutung, rusa, babi hutan, ayam hutan, dan burung merak.
4)      Suaka margasatwa Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur, terutama untuk melindungi biawak komodo. Satwa lainnya burung kakatua, ayam hutan, kerbau liar, babi hutan, dan rusa.
5)      Suaka margasatwa Pulau Mojo di Sumbawa, melindungi burung kakatua, ayam hutan, sapi liar, babi hutan, dan rusa.
6)      Suaka margasatwa Kutai di Kalimantan Timur, melindungi babi hutan, banteng, orang utan, rusa dan bekantan.
7)      Suaka margasatwa pulau Panaitan Ujungkulon, melindungi ular sanca bantuan dari kebun binatang London.
8)      Suaka margasatwa pulau Kaget di tengah sungai Barito, melindungi bekantan, dan kera berhidung mancung.
Ada pula kawasan hutan yang disebut suaka alam atau cagar alam. Cagar alam yang terkenal di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1)        Cagar alam Pulau Dua di Jawa Barat, disamping untuk melestarikan hutan, pulau ini juga digunakan untuk melindungi berjenis-jenis burung laut. Oleh karena itu, tempat ini terkenal dengan sebutan Kerajaan Burung.
2)        Cagar alam Cibodas di kaki Gunung Gede Jawa Barat, merupakan cadangan hutan di daerah basah.
3)        Cagar alam Ujung Kulon di Jawa Barat, melindungi badak bercula satu, rusa, buaya, banteng, babi hutan, burung merak.
4)        Cagar alam Penanjung Pangandaran di Jawa Barat, untuk melestarikan hutan dan melindungi rusa, banteng, dan babi hutan.
5)        Cagar alam Lalijiwo di Jawa Timur terdapat hutan alam flora alpine dan berjenis-jenis cemara.
6)        Cagar alam raflesia di Bengkulu, melindungi bunga raflesia yang merupakan bunga terbesar di dunia.
7)        Cagar alam Sibolangit di Sumatra Utara, terdapat flora asli khas dataran rendah Sumatra, antara lain pohon lebah dan bunga bangkai raksasa.
8)        Cagar alam Limbo Panti di Sumatra Barat, terdapat tumbuh-tumbuhan khas Sumatra Barat dan hewan-hewan antara lain tapir dan siamang.
9)        Cagar alam Florence Papua, melindungi flora asli Papua yaitu rasamala, eucalyptus (minyak kayu putih).

C.    Lembaga Biologi
Untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, Indonesia memiliki lembaga-lembaga biologi seperti berikut ini.
1.      Kebun Raya Bogor dengan cabang-cabangnya di Cibodas (Jabar), dan Purwodadi (Lawang/Jatim), Eka Karya (Bali), dan Sibolangit (Sumut). Di dalam Kebun Raya Bogor tumbuh semua jenis tanaman tropis sebanyak ± 16.000 pohon, meliputi ± 6.000 spesies.
2.      Herbarium Boriense dengan koleksi ± 1 juta set.
3.      Museum Zoologicum Bogorience menyimpan ± 600.000 ekor binatang dalam bentuk diawetkan.
4.      Lembaga Penelitian Botani di Bogor.
5.      Lembaga Penelitian laut di Jakarta.

D.    Dampak dari Kerusakan Flora dan Fauna
Dengan makin bertambahnya penduduk, maka banyak daerah-daerah yang dahulu merupakan hutan belantara dengan bentuk keasliannya (baik mengenai tanah, tumbuhan, maupun dunia hewannya) diubah menjadi daerah-daerah tempat tinggal. Akibatnya ada beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang lenyap atau punah, sehingga tidak dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang. Di antara jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan tersebut banyak yang tidak terdapat di bagian lain dunia ini kecuali di bumi Indonesia.
Dengan keadaan seperti di atas, maka perlu diadakan tempat-tempat perlindungan bagi tumbuh-tumbuhan dan hewan, supaya dapat tumbuh dan hidup bebas di alam asli. Begitu pula untuk daerah yang memiliki formasi batuan tertentu, daerah-daerah pos vulkanik dan lainnya. Daerah perlindungan untuk jenis tumbuh-tumbuhan disebut cagar alam, sedangkan daerah perlindungan bagi hewan-hewan dinamakan suaka margasatwa.
Dengan adanya undang-undang dan ancaman hukuman di daerah tersebut, orang dilarang melakukan hal-hal berikut ini.
1.      Berburu atau membunuh hewan-hewan tertentu.
2.      Menebang atau merusak tumbuh-tumbuhan.
3.      Mengerjakan tanah untuk tempat tinggal dan pertanian.
Dampak kerusakan flora dan fauna terhadap kehidupan.
1.      Berkurangnya sumber daya alam
2.      Dapat menimbulkan bencana tanah longsor dan banjir.
3.      Penelitian secara ilmiah akan terhambat karena punahnya jenis flora dan fauna tertentu.
4.      Akan memusnahkan habitat lain karena terputusnya rantai makanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar