a. Relief daratan, terdiri atas :
- Gunung, yaitu daerah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, dan ditandai dengan adanya puncak, lereng, dan kaki gunung.
- Lembah, yaitu daerah ledokan/lebih rendah dari tempat sekitarnya dan berda di bawah kaki gunung.
- Pegunungan, yaitu rangkaian beberapa gunung, bentuknya memanjang. Contohnya pegunungan bukit barisan di pulau sumatera.
- Bukit, yaitu sejenis pegunungan yang tingginya antara 200 sampai 300 meter. Bukit yang berkelompok disebut perbukitan.
- Pematang, yaitu suatu perbukitan atau pegunungan yang puncaknya berderet apabila didaki dari puncak yang satu ke puncakyang lain tidak perlu sampai ke kakinya.
- Cekungan, yaitu bentuk muka bumi yang cekung yang umumnya dikelilingi oleh gunung atau pegnungan .
- Lereng, yaitu suatu medan atau daerah permukaan tanah yang letaknya miring, tidak horizontal dan tidak vertikal.
- Plato atau Plateau, bentuk permukaan bumi ini merupakan dataran tinggi dengan bagian atas relative rata dan telah mengalami erosi. Misalnya, Plato Dieng di Jawa Tengah, dan Plato Madi di Kalimantan.
- Dataran Rendah, yaitu daerah datar yang berada pada ketinggian kurang dari 200 m dari permukaan laut.
- Dataran Tinggi, yaitu daerah datar yang berada pada ketinggian lebih dari 200 m dan berciri sejuk.
- Depresi, adalah bagian permukaan bumi yang mengalami penurunan. Bentuk depresi yang memanjang disebut slenk, sedangkan yang membulat disebutbasin. Misalnya, Depresi Jawa Tengah dan Lembah Semangka.
- Ngarai (Canyon), yaitu lembah yang dalam dan sempit dengan lereng yang curam, misalnya ngarai sianok di Sumatera Barat.
- Pantai, adalah bagian dari darat yang terdekat dengan laut. Garis pantai adalah garis batas antara laut dan darat. Tepi pasir atau pesisir adalah bagian dari darat yang tergenang air ketika pasang naik dan kering ketika surut. Daratan yang terletak di tepi laut disebut pantai. Di daerah pantai dikenal berbagai bentuk muka bumi sebagai berikut :
1) Teluk, yaitu laut yang menjorok ke daratan.
2) Tanjung atau ujung, yaitu daratan yang menjorok ke laut. Ujung yang sangat panjang dinamakan jazirah atau semenanjung.
3) Delta, tanah endapan di muara sungai.
4) Gosong, pulau yang tergenang ketika laut pasang dan muncul ke permukaan ketika air laut surut disebut gosong (gosong pasir).
b. Relief Dasar Laut, terdiri atas :
- Palung Laut (trog), yaitu ledokan atau celah yang sangat dalam, berada di dasar laut. Contoh : PalungMindano di Filipina.
- Lubuk Laut (basin atau bekken), merupakan celah yang sangat dalam di dasar laut dan bentuknya agak bulat. Terjadi karena tenaga tektonik, sehingga dasar laut turun. Contoh : lubuk laut sulu di Sulawesi.
- Punggung Laut, merupakan bukit yang terdapat di dasar laut dan sebagian yang ada di atas permukaan air laut merupakan pulau. Contoh : punggung laut siboga, Snellius, obi, dammar, nila, dan seram.
- Ambang Laut (drempel), yaitu dasar laut yang mencuat memisahkan satu perairan dengan perairan lain, contoh : ambang laut Sulawesi.
- Gunung Laut, yaitu gunung yang muncul dari dasar laut, contoh : gunung Krakatau.
- Shelf (laut dangkal/paparan), yaitu laut dangkal yang kedalamannya kurang dari 200 m. contohnya : paparan sahul, paparan sunda.
- Laut Dalam, yaitu laut yang kedalamannya lebih dari 200 m, misalnya laut banda.
- Pulau Koral/Pulau Karang (Terumbu), adalah dasar laut yang sebagian atau semuanya terdiri atas karang.
Tenaga yang mengubah bentuk permukaan bumi terdiri dari tenaga endogen daneksogen.
A. Tenaga Endogen
merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga ini dapat memberi
bentuk relief di permukaan bumi. Tenaga endogen ada yang mempunyai sifat
membangun dan ada yang mempunyai sifat merusak. Tetapi secara umum
tenaga endogen bersifat membangun. Tenaga endogen merupakan kekuatan
yang mendorong terjadinya pergerakan kerak bumi. Pergerakan ini disebut diastropisme.
Adanya tenaga endogen menyebabkan terjadinya pergeseran kerak bumi.
Pergeseran kerak bumi akan menjadikan permukaan bumi berbentuk cembung,
seperti pegunungan atau gunung berapi, serta berbentuk cekung, seperti
laut dan danau. Adapun yang termasuk tenaga endogen meliputi :
1. Vulkanisme
Yang dimaksud dengan vulaknisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan
naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu2an
dalam keadaan cair, liat serta sangat panas. Aktivitas magma disebabkan
oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya.
Magma ini dapat berbentuk gas, padat dan cair.
Intrusi magma, adalah aktivitas magma di dalam lapisan
litosfera, memotong atau menyisip litosfer dan tidak mencapai permukaan
bumi. Intrusi magma disebut jugaplutonisme. Ekstrusi magma adalah kegiatan magma yang mencapai permuakaan bumi. Ekstrusi magma merupakan kelanjutan dari intrusi magma.
Dilihat dari bentuk dan terjadinya, ada 3 macam gunung api, yaitu :
a) Gunung Api Maar.
Bentuknya seperti danau kecil (danau kawah). Terjadi karena letusan
eksplosif. Bahannya terdiri dari efflata. Contohnya gunung lamongan di
Jawa Timur.
b) Gunung Api Kerucut (Strato).
Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan lelehan effusif,
secara bergantian. Bahannya berlapis-lapis, sehingga disebut lava gunung
api strato. Jenis ini yang terbanyak terdapat di Indonesia.
c) Gunung Api Perisai (Tameng).
Bentuknya seperti perisai, terjadi karena lelehan maupun cairan yang
keluar dan membentuk lereng yang sangat landai. Bahan lavanya bersifat
cair sekali. Sudut kemiringan lereng antara 1o – 10o. contohnya Gunung Maona Loa dan Kilanca di Hawaii.
Kuat atau lemahnya ledakan gunung api tergantung dari : tekanan gas,
kedalaman dapur magma, luasnya sumber/dapur magma, dan sifat magma
(cair/kental).
Menurut aktivitasnya, gunung api dapat dibagi menjadi 3 gologan, yaitu :
- Gunung Api Aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja yang kawahnya selalu mengeluarkan asap, gempa, dan letusan. Misalnya gunung Stromboli.
- Gunung Api Mati, yaitu gunung api yang sejak tahun 1600 sudah tidak meletus lagi. Misalnya gunung patuha, gunung sumbing, dan sebagainya.
- Gunung Api Istirahat, yaitu gunung api yang sewaktu-waktu meletus dan kemudian istirahat kembali, misalnya gunung ciremai, gunung kelud, dan sebagainya.
Bagian2 dari gunung berapi terdiri atas :
- Kaldera, ialah kawah kepundan yang amat besar, luas, dan bertebing curam yang ada di puncak gunung berapi. Kaldera terjadi sewaktu gunung api meletus dengan hebat dan sebagian dari puncak gunung api itu terbang/gugur ke dalam pipa kawah.
- Saluran Diaterma (Saluran Kepundan), yaitu lubang besar yang berbentuk pipa panjang dari puncak ke sumber magma tempat mengalirnya magma keluar permuakaan bumi.
- Dapur Magma, yaitu tempat/pusat/sumber dari kumpulan magma yang merupakan panas dari kerak bumi berada.
- Sill, adalah magma yang masuk diantara dua lapisan bahan sedimen dan membeku (intrusi datar).
- Lakolit, adalah magma yang masuk diantara batuan sedimen dan menekan ke atas sampai bagian atas cembung dan bagian bawah datar.
- Batolit, adalah magma yang menembus lapisan batu2an dan membeku di tengah jalan.
- Gang, yaitu batuan dari intrusi magma yang memotong lapisan batuan yang berbentuk pipih atau lempeng.
- Apofisa, yaitu cabang dari erupsi korok (gang).
Bahan2 yang dikeluarkan oleh gunung berapi, antara lain :
- Efflata (Benda Padat).
Menuru asalnya efflata dibagi 2 yakni : efflata allogen : berasal dari batu2an sekitar pipa kawah yang ikut terlempar, dan efflata antogen: berasal dari magma sendiri atau disebut juga pyroclastic. Menurut ukuran, efflata dibedakan atas : bom yaitu batu2an besar, lapili yaitu batu2an sebesar kacang/kerikil, pasir, debu, dan batu apung.
2. Bahan Cair.
Terdiri atas :
a) Lava, yaitu magma yang telah sampai di luar.
b) Lahar Panas, berupa lumpur panas mengalir yang terjadi dari magma yang bercampur air.
c) Lahar Dingin, yaitu lumpur magma yang telah mendingin.
3. Ekshalasi (Bahan Gas).
Terdir atas :
a) Solfatar, yaitu gas belerang (H2S) yang keluar dari dalam lubang.
b) Fumarol, yaitu uap air.
c) Mofet, yaitu gas asam arang (CO2).
Gunung merapi yang sedang meletus sangat berbahaya karena mengeluarkan :
a) Banjir lahar.
b) Banjir lava
c) Gelombang pasang.
d) Awan emulsi.
Manfaat2 gunung api, antara lain :
- Menyuburkan tanah.
- Dapat mendatangkan hujan.
- Memperluas daerah pertanian karena semburan dan vulkanik
- Memperbanyak jenis tanaman budi daya.
- Menyebabkan letak mineral (barang tambang) dekat dengan permukaan tanah.
- Menjadi tempat pariwisata dan sanatorium, karena udaranya yang sejuk.
- Dapat dimanfaatkan sebagai pusat pembangkit tenaga listrik (geothermal).
Peristiwa post vulkanis adalah peristiwa yang terdapat
pada gunung berapi yang sudah mati atau yang telah meletus. Yang
termasuk perisitiwa pos vulkanis adalah :
- Makdani, adalah mata air mineral yang biasanya panas. Mata air ini biasanya dapat dimanfaatkan untuk pengobatan, khususnya penyakit kulit.
- Geyser, adalah mata air yang memancarkan air panas secara periodik. Ada yang memancar setiap jam, satu hari, sampai satu minggu. Tinggi pancarannya dapat mencapai 10 – 100 meter.
Peristiwa mengalirnya magma keluar permukaan bumi
disebut dengan erupsi. Berdasarkan kekuatan letusannya, erupsi gunung
berapi dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu :
- Erupsi Effusif, yaitu erupsi yang terjadi dengan sangat lemah, tidak menimbulkan ledakan2.
- Erupsi Eksplosif, yaitu erupsi yang erjadi dengan sangat kuat, disertai dengan ledakan2 dahsyat.
- Erupsi Campuran, kekuatan erupsi campuran tidak sekuat erupsi eksplosif, namun lebih kuat dari erupsi effusif.
Berdasarkan bentuk dan lokasi dari tempat keluarnya magma, erupsi dapat dibedakan menjadi :
- Erupsi Vent (Erupsi Sentral).
Pada erupsi jenis ini, magma keluar melalui pipa kepundan gunung api dan jangka waktu erupsinya pendek.
2. Erupsi Linear (Fissure Eruption).
Erupsi jenis ini tidak melalui lubang kepundan gunung berapi, melainkan keluar meleleh lewat retakan2 kerak bumi.
3. Erupsi Areal.
Yaitu magma keluar melalui lubang yang besar, karena magma terletak
sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga magma menghancurkan dapur
magma yang menyebabkan magma meleleh keluar ke permukaan bumi. Misalnya
Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya 10.000 km2.
Di Indonesia terdapat beberapa deretan pegunungan, yaitu:
- Deretan pegunungan Sunda, yaitu deretan pegunungan yang berjajar dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusatenggara, Maluku Selatan dan berakhir di Pulau Banda.
- Deretan Sirkum Australia, yaitu deretan pegunungan yang berjajar dari Australia, ujung timur Pulau Irian, masuk melalui bagian tengah Irian dengan puncak tertinggi Jayawijaya.
- Deretan pegunungan Sangihe, yaitu deretan pegunungan yang membujur dari Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara), masuk ke Minahasa, Teluk Gorontalo (dengan Gunung Una-Una yang sering meletus) hingga Sulawesi Selatan.
- Deretan Pegunungan Halmahera, yaitu deretan pegunungan yang berderet mulai dari Pulau Talaut, Pulau Maju dan Tifor di Maluku Utara, masuk ke Halmahera serta Pulau Ternate dan Tidore, berbelok ke timur hingga Kepala Burung
- Deretan Pegunungan Kalimantan, deretan ini bermula dari Pulau Palawan (Filipina) kemudian masuk ke Kalimantan.
2. Seisme (Gempa Bumi)
Gempa bumi adalah getaran pada permukaan kulit bumi yang disebabkan oleh
kekuatan2 dari dalam bumi. Timbulnya getaran ini dikarenakan adanya
retakan atau dislokasi pada kulit bumi. Jika terjadinya getaran karena
adanya retakan di dasar laut, yang kemudian merambat melalui air laut,
maka terjadilah gempa laut yang dapat menggoncangkan kapal2 dan
menimbulkan gelombang pasang yang mencapai puluhan meter tingginya.
Peristiwa ini disebut dengan tsunami.
Dilihat dari intensitasnya ada 2 macam jenis gempa yaitu :
- Macroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa menggunakan alat.
- Microseisme, yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dpat diketahui dengan menggunkan alat perekam.
Hal ikhwal mengenai gempa bumi perlu diselidiki agar akibat yang
ditimbulkannya dapat diramalkan dan upaya penanggulangannya dapat
dilakukan. Ilmu yang mempelajari gempa bumi, gelombang2 seismik serta
perambatannya disebutseismologi.
Dalam kajian seismologi di perluakan berbagai alat. Salah satu alat yang terpenting adalah seismograf atau alat untuk mencatat gempa. Ada 2 macam seismograf, yaitu :
- Seismograf Horizontal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah horizontal.
- Seismograf Vertikal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah vertikal.
Gambar : Seismograf
Besaran (magnitudo) gempa yang didasarkan pada amplitudo gelombang tektonik dicatat oleh seismograf dengan menggunakan skal Richter. Skala ini ini dibuat olehCharles F. Richter pada tahun 1935.
Sumber gempa di dalam bumi disebut dengan Hiposentrum. Dari
hiposentrum ini di teruskan ke segala arah. Tempat hiposentrum ini ada
yang dalam sekali, dan ada yang dangkal. Di Indonesia terdapat
hiposentrum yang dalamnya lebih dari 500 km, contohnya di bawah laut
Flores ± 720 km.
Pusat gempa pada permukaan kulit bumi di atas hiposentrum disebut denganEpisentrum. Kerusakan yang terbesar terdapat di sekitar episentrum.
Daerah2 yang mengalami gempa dapat dibuat peta. Pada peta tersebut ada beberapa macam garis,yaitu :
- Homoseiste, yaitu garis yang menghubungkan tempat2 yang pada saat yang sama mengalami getaran gempa.
- Isoseiste, yaitu garis yang menghubungkan tempat2 yang dilalui oleh gempa yang sama intensitasnya.
- Pleistoseiste, yaitu garis yang menggelilingi daerah yang mendapat kerusakan terhebat dari gempa bumi.
Gempa bumi merambat melalui 3 macam getaran, yaitu :
- Getaran Longitudinal (Merapat Merenggang).
Getaran ini berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui dalam bumi,
kecepatan getarannnya sangat cepat, hingga mencapai 7 sampai 14 km per
jam. Getaran ini datangnya paling awal da merupakan getaran pendahuluan
yang pertama, itulah sebabnya disebut juga getaran primer. Getaran ini
belum menimbulkan kerusakan.
2. Getaran Transversal (Naik-Turun)
Getaran ini asalnya juga dari hiposentrum dan bergerak juga melalui
dalam bumi. Kecepatan getaran ini antara 4 sampai 7 km per jam. Getaran
ini datang setelah getaran longitudinal dan merupakan getaran
pendahuluan kedua yang disebut getaran sekunder.
3. Getaran Gelombang Panjang.
Getaran ini asalnya dari episentrum dan bergerak melalui permukaan bumi.
Kecepatan getaran ini antara 3,8 sampai 3,9 km per jam. Getaran ini
datangnya paling akhir, tetapi merupakan getaran pokok. Getaran ini yang
menimbulkan kerusakan.
KLASIFIKASI GEMPA
Kita dapat membedakan macam2 gempa bumi berdasarkan :
- Hiposentrum gempa atau jarak pusat gempa yaitu :
- Gempa Dalam, jika hiposentrumnya terletak antara 300-700 km di bawah permukaan bumi.
- Gempa Intermidier, jika hiposentrumnya terletak antara 100-300 km di bawah permukaan bumi.
- Gempa Dangkal, jika hiposntrumnya terletak dari 100 km di bawah permukaan bumi.
2. Atas dasar bentuk episentrumnya, dibedakan :
- Gempa Linier, jika episentrumnya berbentuk garis. Contohnya gempa tektonik karena bentuknya bisa berupa daerah patahan.
- Gempa Sentral, jika episentrumya berbentuk titik. Contohnya gempa vulkanik atau gempa runtuhan.
3. Atas dasar letak episentrum gempa, dibedakan atas :
- Gempa Laut, jika episentrumnya terletak di dasar laut.
- Gempa Daratan, jika episentrumnya di daratan.
4. Atas dasar jarak episentral, gempa dibedakan atas :
- Gempa Setempat, jika jarak tempat gempa terasa sampai ke episentralnya kurang dari 10.000 km.
- Gempa Jauh, jika episentral dan tempat gempa terasa berjarak sekitar 10.000 km
- Gempa Sangat Jauh, jika episentral dan tempat gempa terasa lebih dari 10.000 km.
5. Atas dasar peristiwa yang menyebabkan gempa, dapat dibedakan atas :
- Gempa Tektonik atau Gempa Dislokasi, yaitu gempa yang terjadi setelah terjadinya dislokasi atau karena gerakan lempeng. Gempa inilah yang dapat berakibat parah, terutama jika jarak hiposentrumnya dangkal.
- Gempa Vulkanik, yaitu gempa yang terjadi sebelum, pada saat dan sesudah peristiwa letusan gunung api.
- Gempa Runtuhan, gempa yang terjadi akibat runtuhya bagian atas litosfer, karena bagian sebelah dalam bumi berongga. Misalnya gempa di daerah kapur.
- Gempa Buatan, yaitu gempa yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Misalnya gempa yang terjadi akibat ledakan dinamit yg di gunakan untuk membuat gua/lubang untuk kegunaan penggalian atau pertambangan.
Untuk menentukan letak episentrum caranya sebagai berikut :
- Dengan menggunakan hasil pencatatan seismograf. Cara ini dengan menggunakan 3 seismograf, yaitu satu seismograf vertikal, atu seismograf horizontal yang berarah utara dan selatan sedang satu lagi seismograf berarah timur dan barat.
- Dengan menggunakan 3 tempat yang terletak satu homoseiste. Cara ini dengan menggunakan seismograf di 3 tempat yang merasakan getaran gempa pada saat yang sama. Pertama-tama kita hubungkan tempat seismograf yang satu homoseiste. Karena 3 seismograf maka didapat 2 garis. Dua garis itu dibuat garis sumbu, sehingga episentrum terletak pada pertemuan dua garis sumbu.
- Dengan menggunakan 3 tempat yang mencatat jarak episentrum. Untuk menentukan jarak episentrum digunakan rumus Laska :
∆ = { (S – P ) } – 1′ x 1.000 km
∆ = delta = jarak episentrum
S – P = selisih waktu pencatatan gelombang primer dengan gelombang sekunder dalam satuan menit.
1′ = satu menit.
Contoh :
Gelombang S tiba pada pukul 10.29’44”, sedang gelombang P tiba pada
pukul 10.25’14”. berapakah jarak episentrum sebuah seismograf dari
daerah Z ?
Jawab :
{ ( 10.29’44” – 10.25’14” ) } – 1′ x 1.000 km
= ( 4 1/2 – 1′ ) x 1.000 km = 3.500 km.
Sekarang misalnya letak episentrum dari 3 tempat, yaitu Z = 3.500 km, Y= 5.250 km, dan X = 3.750 km.
Maka cara membuatnya :
- Dibuat perbandingan skala horizontal 1 cm = 1000 km. maka Z = 3,5 cm, Y = 5,25 cm, X = 3,75 cm.
- Buat lingkaran sesuai jari2 Z,Y,X.
- Ketiga lingkaran akan berpotongan pada satu titik E (episentrum).
- Dengan menggunakan lingkaran isoseiste. Dari laporan secara visual dapat dibuat tanda2 pada peta yang kemudian dapat ditentukan beberapa isoseiste di daerah bencana gempa. Dengan mengetahui lingkaran atau elips isoseiste itu dari luar kea rah dalam, dapat ditentukan tempat episentrum.
3. Tektonisme
Tektonisme adalah perubahan/pergeseran letak lapisan kulit bumi secara
mendatar atau vertikal. Jadi yang dimaksud dengan gerak tektonik adalah
semua gerak naik dan turun yang menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi.
Gerak ini dibedakan lagi menjadi :
- Gerak Epirogenetik, adalalah gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relatif lambat, berlangsung dalam waktu yang lama, dan meliputi daerah yang luas. Ada dua macam gerak epirogenetik, yaitu :
a) Epirogenetik Positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut naik.
b) Epirogenetk Negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut turun.
2. Gerak Orogenetik, adalah gerak atau pergeseran
lapisan kulit bumi yang relatif lebih cepat dan meliputi daerah yang
tidak begitu luas. Gerak ini disebut juga gerakan pembentuk pegunungan.
Bentuk gerakan orogenetik dapat dibedakan menjadi :
a) Wraping (Pelengkungan)
Pada muka bumi yang terdapat bentukan jenis ini, dataran akan melengkung
ke atas sehingga terbentuk suatu kubah atau yang disebut juga dengan Dome. Hal
ini disebabkan gerak vertikal yang tidak merata di suatu daerah,
khususnya di daerah yang berbatuan sedimen. Selain kubah, ada juga yang
mengarah ke bawah hingga membentuk cekungan atau basin, diameternya
dapat mencapai beberapa mil.
b) Folding (Pelipatan)
Pelipatan akan terjadi apabila struktur batuan pada suatu daerah
menderita suatu tekanan yang lemah. Namun, berlangsung lama dan belum
melampaui titik patah batuan sehingga hanya membentuk lipatan. Bagian
puncak suatu lipatan disebut dengan antiklin, sedangkan lembahnya disebut dengan sinklin.
c) Jointing (Retakan).
Retakan pada muka bumi terbentuk karena adanya pengaruh gaya regangan
yang mengarah ke dua arah yang berlawanan pada muka bumi sehingga
terjadi retakan2, tetapi masih bersambung.
Retakan biasanya terjadi pada batuan yang rapuh sehingga tenaga yang
kecil saja sudah dapat membuat muka bumi retak2. Pada umumnya retakan
ini ditemukan pada puncak antiklinal, yang disebut tektonik joint.
d) Faulting (Patahan).
Jika folding atau pelipatan membentuk muka bumi dalam waktu yang
berlangsung lama maka faulting atau patahan terjadi karena tekanan yang
kuat dan berlangsung sangat cepat. Batuan tidak hanya mengalami retakan,
juga mengalami displacementatau sudah terpisah satu dengan lainnnya.
Pada umumnya, daerah sepanjang patahan merupakan daerah pusat gempa bumi
karena selalu mengalami pergeseran batuan kerak bumi. Patahan dapat
menyebabkan turunnya bagian kulit bumi atau yang disebut dengan graben, atau yang sering disebut juga dengan slenk.
Selain menyebabkan turunnya bagian kulit bumi, patahan juga dapat
menyebabkan naiknya kulit bumi. Hal ini terjadi apabila bagian diantara
dua patahan mengalami pengangkatan sehingga menjadi lebih tinggi dari
daerah sekitarnya, atau yang biasa disebut dengan horst.
Prinsip-Prinsip Pergeseran Lempeng Litosfer
Seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa litosfer yang tipis berada di
atas asthenosfer yang bersifat cair (plastis). Menurut para ahli geologi
litosfer tersebut terkoyak-koyak disana-sini sehingga terpecah-pecah
membentuk suatu kepingan yang disebut lempeng litosfer dan bergerak
akibat adanya arus konveksi di asthenosfer. Jadi, tanah yang kita injak
sebetulnya bergerak rata2 sejauh 1 – 10 cm per tahun. Dengan adanya
gerakan tersebut maka lempeng litosfer saling berdesakan dan
bertumbukan, maka timbul prinsip2 pergeseran lempeng litosfer, yaitu :
- Lempeng litosfer saling bertumbukan (divergensi) dimana salah satunya sampai menyusup di bawah lempeng litosfer lainnya.
- Lempeng litosfer saling berpapasan, yang membentuk sesar mendatar.
- Lempeng litosfer saling memisah (konvergensi), yang membentuk punggungan di tengah samudera.
B. Tenaga Eksogen
adalah tenaga yang berasal dari luar bumi, antara lain berasal dari
hujan, panas matahari, angin, aliran air, dan luncuran gletser serta
makhluk hidup. Tenaga eksogen dapat mengubah bentuk permukaan bumi
menjadi berlubang, berbukit dan bentuk lainnya. Tenaga eksogen ini
bersifat merusak. Artinya menyebabkan terjadinya kikiksan atau erosi,
pelapukan, dan pengangkutan material (mass wasting). Pada prosesnya
menghasilkan bentuk sisa (residual) dan bentuk endapan (depositional).
Tenaga eksogen dapat di bagi menjadi :
- Weathering (Pelapukan).
Pelapukan adalah segala perubahan dalam batuan karena pengaruh keadaan
cuaca (misalnya air, suhu). Adanya perbedaan temperatur yang tinggi dan
rendah, sangat besar pengaruhnya terhadap batu2an.
Macam2 jenis pelapukan antara lain :
1) Pelapukan Fisis (Pelapukan Mekanik).
Pelapukan mekanik merupakan pelapukan batuan yang tidak disertai dengan
perubahan susunan kimia, seperti batuan yang besar pecah dan berubah
menjadi semakin kecil, selanjutnya sampai halus, tetapi susunan kimianya
sama dengan batuan induknya. Sebab2 pelapukan mekanis antara lain :
- Insolasi (pengaruh sinar matahari) dan perubahan suhu.
- Pembekuan.
- Pengerjaan garam.
- Daya erosi
- Gelombang laut yang memukul pantai.
2) Pelapukan Kimia
Pelapukan kimi merupakan pelapukan batuan melalui proses kimia yang
disertai dengan perubahan susunan zat dari mineral batuan induknya.
Contohnya : hancurnya batuan karena larutan batuan kapur yang dicampur
oleh air hujan yang banyak mengandung CO2.
3) Pelapukan Biologis (Pelapukan Organik)
Pelapukan organik merupakan pelapukan batuan yang disebabkan oleh
oraganisme2 (tumbuh2an, hewan, dan manusia). Manusia dapat merusak
ekosistem yang lebih besar lagi, tetapi dapat juga memelihara ekosistem
yang sudah rusak dan memperbaharui lagi. Pelapukan organis sebagian
masuk pelapukan fisik dan sebagian masuk pelapukan kimia.
Pelapukan bioligis dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
- Pelapukan biologis fisik, misalnya tekanan akar, merayapnya cacing, dan sebagainya.
- Pelapukan biologis kimia, misalnya pelapukan bunga tanah (humus), pengerjaan jasad2 hidup pada batuan, yaitu dengan jalan mengeluarkan zat2 tertentu.
2. Erosi (Pengikisan).
Erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang
melibatkan pengangkatan benda2 seperti air, es, angin, dan gelombang
arus.
Macam2 jenis erosi, yaitu :
1) Erosi Air
Air yang mengangkut batu2an yang hancur mempunyai kekuatan mengikis
lebih besar. Peristiwa gesekan pada erosi air tergantung pada :
kecepatan gerak, daya angkut air, dan keaadan permukaan.
2) Abrasi, adalah pengikisan batuan yang
disebabkan oleh pengerjaan air laut. Besar kecilnya gelombang atau
kecepatan angin, dapat menimbulkan perubahan bentuk di sepanjang pantai
disebut abrasi platform.
3) Gletser, yaitu pegikisan yang disebabkan oleh
pengerjaan es . pengikisan oleh es disebut juga glacial/eksarasi. Di
daerah pegunungan yang tinggi sering terdapat salju abadi atau es. Es
bergerak turun melalui lereng dan mengikis dasar lereng gunung serta
mendorongnya ke lembah.
4) Korasi, yaitu pengikisan yang disebabkan oleh pengerjaan angin.
Erosi yang disebabkan oleh tenaga air, misalnya :
1) Erosi percikan, yaitu erosi yang disebabkan oleh tetesan air hujan yang memecahkan butir-butir tanah.
2) Erosi lembar, yaitu pengikisan dan pengangkutan lapisan tanah
permukaan, yang disebabkan oleh aliran air di permukaan tanah.
3) Erosi Alur, yaitu pengikisan lapisan tanah yang sudah membentuk
alur-alur dengan lebar < 40 cm dan kedalaman < 25 cm.
4) Erosi Parit, yaitu pengikisan lapisan tanah yang mebentuk
alur-alur yang lebih besar,sehingga sering disebut parit m ukuran lebar
> 40 cm dan kedalaman > 25 cm. Erosi tebing sungai, yaitu aliran
air sungai mengikis tebing sungai.
3. Sedimentasi (Pengendapan)
Lapisan hasil pelapukan yang terjadi dipermukaan bumi, baik di daratan
yang rata maupun di lereng2 bukit, pegunungan atau gunung dipengaruhi
oleh bermacam-macam kekuatan. Daerah yang terkena pelapukan maupun yang
menerima hasil pelapukan menghasilkan struktur morfologi yang
berbeda-beda.
Bentukan2 dalam proses pengendapan/sedimentasi di daerah pantai antara lain :
1) Pesisir (Beach).
Adalah pantai yang terdiri atas endapan pasir sebagai hasil erosi.
2) Dune
Adalah bukit pasir di daerah pedalaman yang terjadi sebagai akibat hembusan angin di daerah pasir yang luas.
3) Spit dan Bar.
Spit adalah material pasir sebagai proses pengendapan yang terdapat di
muka teluk, berbentuk memanjang, dan salah satu ujungnya menyatu dengan
daratan. Sedangkan ujung lain terdapat di laut. Bar adalah punggungan
pasir dan kerikil yang diendapkan tepat diseberang teluk. Bila bar ini
menghubungkan dua pulau disebut tambolo.
4) Delta.
Adalah bentukan dari proses pengendapan erosi yang di bawa oleh aliran
sungai di daerah pantai. Dalam proses sedimentasi/pengendapan ini akan
menghasilkan batuan sedimentasi. Batuan sedimen juga dapat
diklasifikasikan berdasarkan tenaga alam yang mengangkut dan tempat
sedimen.
Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya ada empat macam sedimen yaitu :
- Sedimen Akuatis : pengendapan oleh air
- Sedimen Aeris (Aeolis) : pengendapan oleh angin
- Sedimen Glasial : pengendapan oleh es
- Sedimen Marine : pengendapan oleh air laut.
Berdasarkan tempatnya ada 5 macam sedimen, yaitu :
- Teristris : pengendapan di darat
- Sedimen Fluvial : pengendapan di sungai
- Sedimen Limnis : pengendapan di rawa2 atau danau
- Sedimen Marine : pengendapan di laut
- Sedimen Glasial : pengendapan di daerah es.
4. Pengangkutan Material (Mass Wasting).
Pengangkutan material (mass wasting) terjadi karena adanya gaya
gravitasi bumi sehingga terjadi pengangkutan atau perpindahan material
dari satu tempat ke tempat lain. Proses mass wasting berlangsung dalam empat jenis pergerakan material.
1) Jenis pergerakan pelan (lambat).
Rayapan merupakan bentuk dari jenis pergerakan lambat pada proses mass
wasting. Rayapan adalah gerakan tanah dan puing batuan yang menuruni
lereng secara pelan, dan biasanya sulit untuk diamati kecuali dengan
pengamatan yang cermat. Rayapan terbagi menjadi beberapa jenis.
a) Rayapan tanah. Yaitu gerakan tanah menuruni lereng.
b) Rayapan halus. Yaitu gerakan puing batuan hasil pelapukan pada lereng curam yang menuruni lereng.
c) Rayapan batuan. Yaitu gerakan blok-blok secara individual yang menuruni lereng.
d) Rayapan batuan gletser (rock glatsyer creep). Yaitu gerakan lidah-lidah batuan yang tercampak menuruni lereng.
e) Solifluksi (solifluction). Yaitu aliran pelan masa batuan yang banyak mengandung air menuruni lereng di dalam saluran tertentu.
2) Jenis pergerakan cepat.
Jenis pergerakan ini dapat dibagi sebagai berikut :
a) Aliran tanah. Yaitu gerakan berlempung atau
berlumpur yang banyak mengandung air menuruni teras atau lereng
perbukitan yang kemiringannya kecil.
b) Aliran lumpur. Yaitu gerak puing batuan yang banyak mengandung air menuruni saluran tertentu secara pelan hingga sangat cepat.
c) Gugur puing. Yaitu puing-puing batuan yang meluncur di dalam saluran sempit menuruni lereng curam.
3) Longsor lahan (landslide).
Gerakan yang termasuk dalam kategori ini merupakan jenis yang mudah
diamati, dan biasanya berupa puing massa batuan. Gerakan tersebut dapat
dibagi menjadi :
a) Luncur. Yaitu gerakan penggelinciran dari satu
atau beberapa unit puing batuan, atau biasanya disertai suatu putaran
ke belakang pada lereng atas di tempat gerakan tersebut terjadi.
b) Lonsor puing. Yaitu peluncuran puing batuan yang tidak terpadatkan, dan berlangsung cepat tanpa putaran ke belakang.
c) Jatuh puing. Yaitu puing batuan yang jatuh hampir bebas dari suatu permukaan yang vertikal atau menggantung.
d) Lonsor batu. Yaitu massa batuan yang secara individu meluncur atau jatuh menuruni permukaan lapisan atau sesaran.
e) Jatuh batu. Yaitu blok-blok batuan yang jatuh secara bebas dari lereng curam,
4) Amblesan (subsidensi).
Amblesan yaitu pergeseran tempat ke arah bawah tanpa permukaan bebas dan
tidak menimbulkan pergeseran horizontal. Hal ini umumnya terjadi karena
perpindahan material secara pelan-pelan di daerah massa yang ambles.
5. Denudasi.
Adalah proses yang mengakibatkan perendahan relief daratan akibat longsor, pengerjaan manusia dan lain sebagainya.
Sumber: masnaryo.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar