Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan bagiku. Bagaimana tidak, untuk kesekian kalinya aku kencan lagi dengan dia, sang kekasih tercinta. Sungguh tidak kusangka, berawal dari sms'an yang sangat asyik mulai dari pagi hari sampai tengah hari, dan di ujung berakhirnya sms'an siang itu malah pengen kencan lagi. Padahal siang tadi cuacanya sempat mendung dan hujan, ditambah hembusan angin yang begitu kencang sampai-sampai membuat kulitku menjadi mengkerut sesaat setelah aku selesai mandi siang itu.
Di dalam hati sudah menduga kencan akan gagal, karena cuaca masih mendung walaupun huja sudah reda. Tapi diluar dugaanku, si dia langsung memberi kabar bahwa dia sudah siap kencan dan memberitahu aku untuk segera menjemputnya. Tak ayal hatiku senang bukan kepalang. Tanpa membuang waktu lagi aku langsung segera sholat ashar dan langsung ganti baju lalu segera menjemput dia untuk pergi kencan.
Aku langsung menggeber motorku yang baru dicuci pagi tadi dan tak sabar untuk menemuinya. Lalu aku melihat si dia dari kejauhan dan tersenyum kepadaku. Ketika aku sampai dan berhenti di sampingnya dia segera mencium tanganku. Dia sungguh menawan dengan baju dan kerudung berwarna birunya dan setelan celana jeans. Benar-benar menyejukkan hatiku. Segeralah kami berangkat kencan. Aku Segera balik arah, lihat kanan- kiri, depan-belakang agar memastikan jalanan bebas kendaraan untuk menyeberang.
Begitu aku lihat meteran tangki bensin ternyata menunjukkan huruf E yang artinya entek (dalam bahasa jawa artinya habis). Khawatir bensin akan habis di jalan, aku segera menghentikan motorku di depan kios bensin. Eh, si dia malah berujar padaku bahwa dia mengenal orang yang sedang duduk di sebelah kios bensin itu. Ternyata orang yang dimaksud ternyata teman akrab ayah pacarku. Dan aku masih belum mengerti kenapa pacarku ini begitu khawatir dengan orang itu. Mungkin dia khawatir orang itu akan mengadukan kami pada ayahnya. Secara kami belum pernah dan tidak akan di beri izin untuk kencan keluar rumahnya. Karena itu setelah selesai isi bensin segera saja aku tancap gas untuk menghindari orang itu mengidentifikasi kami. Wuuussh...!! kami langsung melesat.
Kami berencana jalan-jalan ke Lumajang. Namun kami mengambil arah yang tidak biasanya. Karena jalan utama dari rumah kami ke Lumajang rusak parah gara-gara sering dilewati truk pasir maka kami terpaksa lewatjalan alternatif. Walau harus berputar jauh, namun tetap lebih baik karena bebas polusi dan jalannya cukup mulus sehingga kami bisa sampai di Lumajang dengan aman dan lebih cepat.
Setelah naik motor cukup lama, kami behenti di sebuah SPBU. Pacarku ternyata belum sholat ashar dan dia memintaku mencari musholla, ya aku berhenti saja di SPBU. Ternyata menunggu cewek sholat lama juga ya, karena masih masih harus lepas kerudung ketika berwudhu, lalu dipakai lagi saat keluar tempat wudhu. Kemudian masih pakai mukena untuk sholat. Setelah selesai sholat, eh masih merapikan kerudung lagi. Tapi enggak apa-apa dech, demi dia. Sekalian ngisi bensin lagi sampai full tank.
Kami langsung menuju ke stadion gelora semeru yang biasanya ramai oleh anak-anak muda seperti kami sedang berkumpul sekedar nongkrong dan aktifitas berolahraga. Eh ternyata tempatnya sepi. Mungkin karena baru saja diguyur hujan, jadi orang-orang jadi males keluar. Hanya terlihat beberapa anak-anak muda yang sedang nogkrong di sekitar sana. Terdapat pula warung atau kios yang menjual beraneka macam makanan. Kami memutuskan untuk membeli salah satunya, yaitu makanan bernama cimol. Makanan ringan yang terbuat dari tepung yang digoreng dan ditaburi bumbu pedas dan gurih ini ramai diburu pembeli.
Kami mencari tempat untuk duduk dan menyantap cimol yang baru saja kami beli. Sambil makan, kami ngobrol sana-sini ngelantur enggak jelas sekedar menghabiskan waktu sambil menunggu waktu maghrib tiba. Obrolan kami sangat seru dengan diselingi tawa dan canda khas yang sering kami lakukan berdua saat kencan. Sampai-sampai tidak terasa jam sudah menunjuk angka 5.40 petang. Kami segera beranjak ke masjid yang berada di barat alun-alun Lumajang untuk sholat maghrib.
Setelah sholat kami langsung menuju warung makanan yang berada di sepanjang jalan depan taman makam pahlawan Lumajang. Di sana adalah tempat nonkrong para anak muda minum kopi atau sedang cari makan. Ada juga para pekerja muda yang mampir ke sana. Tempatnya cukup ramai dan mneyenangkan. Kami memesan 2 nasi goreng + telor ceplok, 1 es capuccino, dan 1 es joshua.
Aku makan nasi goreng dengan lahapnya, sementara si dia hanya makan sedikit sambil menahan rasa sakit di perut. Maklum lah, si dia bilang itu tanda-tanda kalau mau menstruasi lagi dalam waktu dekat. Mungkin itu juga yang membuat dia tidak selera makan. Nasi gorengnya hanya habis sepertiganya. Padahal nasi goreng yang aku makan udah lama habis duluan. Ya terpaksa aku harus menghabiskan sisa nasi gorengnya biar enggak mubadzir.
Jam menunjukkan 7.45 malam dan saatnya kami melanjutkan sisa waktu kencan yang kami miliki ke tujuan berikutnya, yaitu alun-alun Lumajang. Sebelum kesana kami berdua berhenti di sebuah supermarket untuk membeli es krim untuk kita makan berdua. Hhmm, benar-benar ide yang romantis. Setelah itu kami langsung ke alun-alun Lumajang dan mencari tempat duduk untuk memakan es krim yang kami beli.
Sepanjang mata memandang ke kiri dan ke kanan, ternyata cukup banyak pasangan muda-mudi yang berkencan di alun-alun juga. Waaww, jadi kencan rame-rame nech. Tapi masing-masing pasangan sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Dan kami sibuk memakan es krim yang kami beli. Mungkin jika terdapat iringan piano dan biola akan lebih mirip seperti adegan di sinetron percintaan. Saat ada noda es krim di bibirnya, aku mengusapnya dengan tisu. Kemudian mata kami saling memandang. Hhmm, sungguh malam yang romantis dan menyenangkan.
Tanpa terasa waktu menunjukkan jam 8.30 malam, dan saatnya kami pulang. Di sepanjang perjalanan pulang, tangannya memeluk erat padaku. Selain karena kedinginan, tentu saja si dia memberikan kesan bahwa dia sangat mencintaiku. Setibanya di depan tempat peraduan, kembali pacarku mencium tangan kananku dan mengucapkan salam. Tapi dari sorot matanya seakan mengatakan jangan pergi dulu dan tak mau berpisah. Namun aku berbahagia setelah dia melemparkan senyuman manis tanda cintanya padaku.
Untuk mengabadikannya, maka aku tuliskan kisah kencan kami hari ini di blog punyaku ini.
"Sayangku, aku juga mencintaimu." Selamat malam cintaku... :-)
Selasa, 14 Januari 2014
Sabtu, 04 Januari 2014
BECAK VS FERARRI
Manakah dari dua kendaraan tersebut di atas yang akan melaju paling kencang jika diadu dalam suatu balapan? Pertanyaan bodoh ini pasti akan sangat mudah terjawab, bahkan oleh anak TK sekalipun. Tentu semua orang dengan mudah pasti menjawab Ferarri yang akan melaju paling kencang jauh melampaui becak.
Mengapa Ferarri melaju paling kencang dibandingkan dengan becak?
Pertanyaan bodoh yang kedua juga akan mudah terjawab, bahkan oleh tamatan SD sekalipun. Ferarri sudah menggunakan tenaga mesin modern berteknologi tinggi yang dihasilkan dengan ilmu fisika, teknik otomotif, ilmu matematika, dan berbagai disiplin ilmu yang lain sehingga mampu melaju lebih kencang. Sedangkan becak masih menggunakan teknologi fisika kuno yaitu prinsip pesawat sederhana dengan menggunakan katrol. Tenaganya diperoleh dari kekuatan otot betis Si Tukang Becak. Berbeda jauh dari mobil Ferarri.
Mana yang ingin Anda miliki antara Becak dan Ferarri?
Pertanyaan terbodoh yang bisa ditanyakan pada orang gila adalah disuruh memilih Becak dan Ferarri. Tentu saja Anda akan memilih Ferarri daripada Becak. Mungkin beberapa dari Anda akan menjawab Becak sebagai pilihan. Ya... saya khawatir akan hal itu. Jika becak yang menjadi pilihan Anda, segera hubungi psikiater. Mungkin ada masalah dengan kesehatan otak Anda.
Baiklah, bagaimana jika tajuk diatas kita ganti dengan PARADIGMA LAMA VS PARADIGMA BARU.
Manakah dari dua paradigma diatas yang lebih baik bagi Anda?
Mengapa paradigma yang Anda pilih lebih baik dari paradigma yang lain?
Mana yang benar-benar Anda terapkan dalam kehidupan Anda? Paradigma lama atau paradigma baru?
Mungkin jawaban Anda akan berbeda dengan orang yang lain. Dan mungkin juga Anda sendiri belum tahu sebenarnya maksud dari pertanyaan itu dan Anda tidak memilih keduanya. Oke... akan saya beri penjelasan maksud saya.
Saya akan ambil contoh dari dunia pendidikan kita. Saya mengamati bahwa paradigma pendidikan masa kini masih tetap tidak berubah sejak zaman setelah kemerdekaan Indonesia. Sementara itu zaman terus mengalami perubahan terus menerus. Mungkin dulu orang tua Anda mengatakan, "Pergilah ke sekolah, belajarlah dengan baik dan berprestasi, setelah lulus kuliah, carilah pekerjaan yang mapan dan bergaji tinggi." Orang tua saya juga termasuk orang yang menyarankan hal itu pada saya.
Teman saya semasa sekolah yang pintar dan selalu juara kelas telah memenuhi keinginan orang tua mereka. Ada yang jadi dokter, arsitek, polisi, tentara, karyawan perusahaan besar yang bergaji tinggi, bahkan PNS. Sementara itu teman saya yang di masa sekolah adalah anak yang nakal dan bodoh mempunyai usaha warnet. Dan yang mengherankan pada saat kami semua mengadakan reuni, Si Bodoh pada masa sekolah datang dengan membawa sedan. Sementara Si Pintar datang dengan menggunakan motor bebek.
Saya terkejut dan bingung, bagaimana teman saya yang urakan, nakal dan juga bodoh dalam pelajaran di kelas, sekarang bisa hidup lebih kaya daripada teman saya yang pintar di dalam kelas. Apa ada yang salah dengan paradigma yang berbunyi "Pergilah ke sekolah, belajarlah dengan baik dan berprestasi, setelah lulus kuliah, carilah pekerjaan yang mapan dan bergaji tinggi."?
Saya yakinkan pada Anda bahwa tidak ada yang salah dengan paradigma itu. Paradigma itu benar pada zamannya, yaitu pada saat setelah kemerdekaan. Indonesia yang baru merdeka butuh banyak tenaga kerja untuk membangun negeri yang hancur pasca perang. Orang bisa dengan mudah hidup dalam kemewahan hanya dengan bersekolah tinggi dan mendapatkan kerja bergaji tinggi. Banyak orang kaya baru bermunculan.
Ya... Anda dapat memakai paradigma tersebut pada zamannya. Tapi sayang sekali, zaman tidak statis. Zaman terus berubah, dan Anda sudah tidak dapat mengandalkan paradigma "Pergilah ke sekolah, belajarlah dengan baik dan berprestasi, setelah lulus kuliah, carilah pekerjaan yang mapan dan bergaji tinggi." Paradigma itu sudah usang dan kuno. Sungguh mengenaskan sekali, justru orang tua kita mengajarkan apa yang mereka pelajari semasa kecilnya, yaitu "Pergilah ke sekolah, belajarlah dengan baik dan berprestasi, setelah lulus kuliah, carilah pekerjaan yang mapan dan bergaji tinggi."
Kita memerlukan sesuatu yang baru untuk dipelajari. Saya tidak hendak mengatakan bahwa sistem sekolah kita saat ini tidak baik bagi anak-anak sekarang. Tapi kita perlu menambahkan pendidikan yang lain supaya bisa melengkapi sistem pendidikan kita saat ini sehingga bisa diterapkan untuk menghadapi hidup di zaman sekarang.
Tapi sayangnya, orang yang pintar atau seorang ahli dalam suatu bidang cenderung tidak mau menerima ide-ide baru atau paradigma baru. Otak mereka suka beralasan dan sangat konservatif terhadap hal-hal baru.
Mereka mengatakan bahwa untuk sukses harus diraih dengan bersekolah yang tinggi, mendapatkan gelar, lalu mencari pekerjaan bergaji tinggi. Setelah itu ketika mereka menemukan pasangan mereka menikah, dan karena dua-duanya bekerja mereka merasa cukup dapat penghasilan. Untuk itu mereka memberanikan diri untuk mencicil rumah.
Kemudian datang lah kabar gembira bahwa yang perempuan hamil. Untuk itu yang lelaki bekerja lebih keras lagi untuk menyambut kehadiran sang bayi. Begitu bayi lahir dan bayi berikutnya lahir, keduanya termotivasi untuk mengejar uang lebih keras lagi.
Waktu berlalu dan mereka berdua dipromosikan dan naik gaji. Ketika bertambah bayi berikutnya akhirnya yang laki-laki meminta sang istri berhenti bekerja untuk merawat anak. Dan sang suami bekerja lebih keras lagi sampai akhinya dipromosikan dan naik gaji lagi. Dan kerena gaji cukup besar maka beranilah mulai menyicil mobil.
Seiring anak-anaknya bertambah besar, rumah yang kecil tadi semakin penuh sesak dan begitu gaji besar maka mulai menyicil rumah yang lebih besar. Dan ketika anak-anak mulai besar maka mulai menyicil mobil berikutnya. Dan ketika karir melonjak lebih bagus lagi karena di angkat menjadi direktur maka mulailah menyicil rumah mewah dan ada kolam renangnya. Terus dan menerus sampai akhirnya mereka mati meninggalkan hutang. Mereka seumur hidup menjadi budak uang.
Sedangkan orang kaya yang sebenarnya, mereka begitu lulus atau bahkan sebelum lulus mereka bekerja untuk mendapatkan pengetahuan, uang dan kenalan dimana akhirnya uang bekerja untuk mereka. Mereka menunda kesenangan, mengumpulkan uang, pengetahuan, dan kenalan kemudian mereka menginvestasikan ketiganya tadi sehingga uang bekerja untuk mereka dengan atau tanpa berkerja.
Jadi kesimpulannya, dibutuhkan lebih dari sekedar gelar akademis untuk bisa bebas secara keuangan. Kita juga butuh kecerdasan finansial. Apa itu kecerdasan finansial? Saya tidak akan menyampaikan secara detail mengenai hal itu. Anda bisa membacanya sendiri pada bukunya Robert T. Kiyosaki berjudul "Rich Dad Poor Dad."
Semoga tulisan ini menginspirasi Anda. Amiiin.
Mengapa Ferarri melaju paling kencang dibandingkan dengan becak?
Pertanyaan bodoh yang kedua juga akan mudah terjawab, bahkan oleh tamatan SD sekalipun. Ferarri sudah menggunakan tenaga mesin modern berteknologi tinggi yang dihasilkan dengan ilmu fisika, teknik otomotif, ilmu matematika, dan berbagai disiplin ilmu yang lain sehingga mampu melaju lebih kencang. Sedangkan becak masih menggunakan teknologi fisika kuno yaitu prinsip pesawat sederhana dengan menggunakan katrol. Tenaganya diperoleh dari kekuatan otot betis Si Tukang Becak. Berbeda jauh dari mobil Ferarri.
Mana yang ingin Anda miliki antara Becak dan Ferarri?
Pertanyaan terbodoh yang bisa ditanyakan pada orang gila adalah disuruh memilih Becak dan Ferarri. Tentu saja Anda akan memilih Ferarri daripada Becak. Mungkin beberapa dari Anda akan menjawab Becak sebagai pilihan. Ya... saya khawatir akan hal itu. Jika becak yang menjadi pilihan Anda, segera hubungi psikiater. Mungkin ada masalah dengan kesehatan otak Anda.
Baiklah, bagaimana jika tajuk diatas kita ganti dengan PARADIGMA LAMA VS PARADIGMA BARU.
Manakah dari dua paradigma diatas yang lebih baik bagi Anda?
Mengapa paradigma yang Anda pilih lebih baik dari paradigma yang lain?
Mana yang benar-benar Anda terapkan dalam kehidupan Anda? Paradigma lama atau paradigma baru?
Mungkin jawaban Anda akan berbeda dengan orang yang lain. Dan mungkin juga Anda sendiri belum tahu sebenarnya maksud dari pertanyaan itu dan Anda tidak memilih keduanya. Oke... akan saya beri penjelasan maksud saya.
Saya akan ambil contoh dari dunia pendidikan kita. Saya mengamati bahwa paradigma pendidikan masa kini masih tetap tidak berubah sejak zaman setelah kemerdekaan Indonesia. Sementara itu zaman terus mengalami perubahan terus menerus. Mungkin dulu orang tua Anda mengatakan, "Pergilah ke sekolah, belajarlah dengan baik dan berprestasi, setelah lulus kuliah, carilah pekerjaan yang mapan dan bergaji tinggi." Orang tua saya juga termasuk orang yang menyarankan hal itu pada saya.
Teman saya semasa sekolah yang pintar dan selalu juara kelas telah memenuhi keinginan orang tua mereka. Ada yang jadi dokter, arsitek, polisi, tentara, karyawan perusahaan besar yang bergaji tinggi, bahkan PNS. Sementara itu teman saya yang di masa sekolah adalah anak yang nakal dan bodoh mempunyai usaha warnet. Dan yang mengherankan pada saat kami semua mengadakan reuni, Si Bodoh pada masa sekolah datang dengan membawa sedan. Sementara Si Pintar datang dengan menggunakan motor bebek.
Saya terkejut dan bingung, bagaimana teman saya yang urakan, nakal dan juga bodoh dalam pelajaran di kelas, sekarang bisa hidup lebih kaya daripada teman saya yang pintar di dalam kelas. Apa ada yang salah dengan paradigma yang berbunyi "Pergilah ke sekolah, belajarlah dengan baik dan berprestasi, setelah lulus kuliah, carilah pekerjaan yang mapan dan bergaji tinggi."?
Saya yakinkan pada Anda bahwa tidak ada yang salah dengan paradigma itu. Paradigma itu benar pada zamannya, yaitu pada saat setelah kemerdekaan. Indonesia yang baru merdeka butuh banyak tenaga kerja untuk membangun negeri yang hancur pasca perang. Orang bisa dengan mudah hidup dalam kemewahan hanya dengan bersekolah tinggi dan mendapatkan kerja bergaji tinggi. Banyak orang kaya baru bermunculan.
Ya... Anda dapat memakai paradigma tersebut pada zamannya. Tapi sayang sekali, zaman tidak statis. Zaman terus berubah, dan Anda sudah tidak dapat mengandalkan paradigma "Pergilah ke sekolah, belajarlah dengan baik dan berprestasi, setelah lulus kuliah, carilah pekerjaan yang mapan dan bergaji tinggi." Paradigma itu sudah usang dan kuno. Sungguh mengenaskan sekali, justru orang tua kita mengajarkan apa yang mereka pelajari semasa kecilnya, yaitu "Pergilah ke sekolah, belajarlah dengan baik dan berprestasi, setelah lulus kuliah, carilah pekerjaan yang mapan dan bergaji tinggi."
Kita memerlukan sesuatu yang baru untuk dipelajari. Saya tidak hendak mengatakan bahwa sistem sekolah kita saat ini tidak baik bagi anak-anak sekarang. Tapi kita perlu menambahkan pendidikan yang lain supaya bisa melengkapi sistem pendidikan kita saat ini sehingga bisa diterapkan untuk menghadapi hidup di zaman sekarang.
Tapi sayangnya, orang yang pintar atau seorang ahli dalam suatu bidang cenderung tidak mau menerima ide-ide baru atau paradigma baru. Otak mereka suka beralasan dan sangat konservatif terhadap hal-hal baru.
Mereka mengatakan bahwa untuk sukses harus diraih dengan bersekolah yang tinggi, mendapatkan gelar, lalu mencari pekerjaan bergaji tinggi. Setelah itu ketika mereka menemukan pasangan mereka menikah, dan karena dua-duanya bekerja mereka merasa cukup dapat penghasilan. Untuk itu mereka memberanikan diri untuk mencicil rumah.
Kemudian datang lah kabar gembira bahwa yang perempuan hamil. Untuk itu yang lelaki bekerja lebih keras lagi untuk menyambut kehadiran sang bayi. Begitu bayi lahir dan bayi berikutnya lahir, keduanya termotivasi untuk mengejar uang lebih keras lagi.
Waktu berlalu dan mereka berdua dipromosikan dan naik gaji. Ketika bertambah bayi berikutnya akhirnya yang laki-laki meminta sang istri berhenti bekerja untuk merawat anak. Dan sang suami bekerja lebih keras lagi sampai akhinya dipromosikan dan naik gaji lagi. Dan kerena gaji cukup besar maka beranilah mulai menyicil mobil.
Seiring anak-anaknya bertambah besar, rumah yang kecil tadi semakin penuh sesak dan begitu gaji besar maka mulai menyicil rumah yang lebih besar. Dan ketika anak-anak mulai besar maka mulai menyicil mobil berikutnya. Dan ketika karir melonjak lebih bagus lagi karena di angkat menjadi direktur maka mulailah menyicil rumah mewah dan ada kolam renangnya. Terus dan menerus sampai akhirnya mereka mati meninggalkan hutang. Mereka seumur hidup menjadi budak uang.
Sedangkan orang kaya yang sebenarnya, mereka begitu lulus atau bahkan sebelum lulus mereka bekerja untuk mendapatkan pengetahuan, uang dan kenalan dimana akhirnya uang bekerja untuk mereka. Mereka menunda kesenangan, mengumpulkan uang, pengetahuan, dan kenalan kemudian mereka menginvestasikan ketiganya tadi sehingga uang bekerja untuk mereka dengan atau tanpa berkerja.
Jadi kesimpulannya, dibutuhkan lebih dari sekedar gelar akademis untuk bisa bebas secara keuangan. Kita juga butuh kecerdasan finansial. Apa itu kecerdasan finansial? Saya tidak akan menyampaikan secara detail mengenai hal itu. Anda bisa membacanya sendiri pada bukunya Robert T. Kiyosaki berjudul "Rich Dad Poor Dad."
Semoga tulisan ini menginspirasi Anda. Amiiin.
KUNJUNGI LINK BERIKUT:
JUAL BATIK SARIMBIT GAMIS MURAH
Bagian 2
KUNJUNGI HALAMAN FACEBOOK KAMI
UNTUK MELIHAT KATALOG LENGKAP
SUKAI HALAMAN FACEBOOK
Langganan:
Postingan (Atom)